Kecenderungan Manusia Dalam Merespon – Yang Manakah Anda ?
- Posted by admin3pilar
- On December 26, 2018
- 0 Comments
“Menyeimbangkan thinking dan feeling pada saat memberi respon, akan meningkatkan kredibiltas Anda”
– #tigapilarspirit
Pada ilustrasi di atas, jawaban dari pihak wanita tersebut akan menjadi stimulus bagi pihak pria, yang kemudian diolah menjadi sebuah pesan yang menginformasikan bahwa cintanya telah ditolak oleh wanita tersebut.
Apakah wanita tersebut mencintainya ? Dari jawabannya tidak terlihat seperti itu, tapi apakah jawaban tersebut berarti dia tidak mencintai sang pria ? Belum tentu, dan pada saat ternyata yang terjadi sebenarnya adalah “beda di mulut, beda di hati”, maka dapat dikatakan bahwa pria tersebut telah terjebak di dalam persepsinya sendiri, sehingga sebuah kerugianlah yang didapat, karena pria tersebut berhenti memperjuangkan cintanya, sebagai akibat dari merespon sebuah persepsi.
Pesan yang ingin disampaikan dari situasi tersebut adalah:
- Persepsi ada di kehidupan Anda sehari-hari.
- Anda tidak pernah menyadari bahwa Anda sedang berhadapan dengan sebuah persepsi.
- Dan tanpa sadar, Anda telah dan akan mengambil keputusan berdasarkan persepsi tersebut.
- Terkadang Anda diuntungkan dengan situasi ini, namun tidak jarang pula Anda mengalami kerugian.
- Menyadari adanya situasi ini, akan membuat Anda termotivasi untuk memperkaya cara Anda merespon.
Pada tahun 1973, Paul MacLean mengenalkan model otak triune, manusia memiliki 3 bagian otak dimana setiap bagian otak tersebut memiliki fungsinya sebagai berikut:
Stimulus yang diterima oleh manusia, akan direspon dengan lebih cepat oleh Limbic Brain dibandingkan oleh Neo Cortex. Sehingga respon yang diberikan pada detik ke-nol adalah respon yang bersifat emosi.
Model otak triune dari Paul MacLean, apabila dikaitkan dengan model orang dalam memberikan respon. Adalah seperti tergambar pada grafik diatas.
1. Respon model A
Adalah kecenderungan untuk langsung menjawab pertanyaan yang diberikan oleh audience, karena jawaban diberikan pada detik ke-nol, maka perlu berhati-hati, karena respon tersebut mengandung unsur emosi yang kuat, seperti misalnya:rasa ego, merasa pertanyaan yang diberikan oleh audience menyerang Anda, bahkan panic dan lain sebagainya.
2. Respon model B
Adalah kecenderungan untuk memberikan jeda sebelum menjawab pertanyaan audience, pada saat jeda diberikan, emosi dalam menjawab akan lebih terkontrol.
3. Respon model C
Adalah kecenderungan untuk melakukan klarifikasi terhadap pertanyaan yang diberikan, pada titik ini, emosi didalam merespon lebih stabil dan jawaban yang diberikan juga lebih tepat sasaran.
Jeda selama 6 detik diambil dari referensi teori EI, tepatnya dari model 6 seconds EQ, dimana pada rentang waktu 6 detik tersebut, telah terjadi komunikasi yang cukup antara Limbic Brain dan Neo Cortex, sehingga secara emosi Anda menyadari apa yang sedang Anda rasakan dan secara thinking Anda juga menyadari dan memahami respon verbal & non-verbal yang tepat dan sesuai untuk diberikan atau disampaikan, serta juga menyadari dampak dari respon Anda tersebut.
Untuk mendapatkan 6 detik tersebut Anda perlu melakukan Bridging Techniques, yaitu:
1. Acknowledge :
- Pujian dan terima kasih
- Mengakui sudut pandang orang lain
- Setujui dan lanjutkan presentasi Anda
2. Ask :
- Bertanya untuk mengklarifikasi
- Bertanya untuk mencontohkan
- Bertanya mengenai fakta melalui pertanyaan tertutup.
3. Adapt :
- Rephrasing: Ulangi lagi pertanyaan yang telah diklarifikasi dengan Bahasa yang Anda pahami.
- Refocusing: Fokuskan jawaban hanya pada point yang ditanyakan.
Jadi dengan cara demikian respon yang Anda berikan saat menjawab pertanyaan akan efektif.
0 Comments